masukkan script iklan disini
Photo by Pinterest
Di sela waktu yang belum sempat lahir,
ada huruf-huruf yang berzikir diam-diam,
terjaga di rindu langit,
dalam bahasa yang tak dimengerti daun,
tapi dipahami hujan.
Langit bukan hanya atap,
ia adalah mushaf raksasa,
ditulis malaikat dengan cahaya,
di tiap gugus bintang dan rasi kesabaran.
Adam jatuh bukan sekadar jatuh-
ia rindu pulang sebelum rumah diciptakan,
dan sejak itu, sajadah tak pernah lelah membentang dari bumi ke 'Arsy dalam sujud panjang.
Islam bukan bendera, bukan nama;
ia bisikan angin di balik zaitun,
adalah diamnya semut
yang membawa remah syukur ke sarangnya.
Di celah sunyi, seorang fakir berbisik,
"Ya Rabb, bila malam ini aku tiada,
jadikan cahayaku satu titik
di antara cahaya-cahaya para kekasih-Mu."
Dan Tuhan menjawab-
tidak dengan suara, tidak pula dengan petir,
tetapi dengan pagi yang datang,
dengan matahari yang tak pernah lupa tugasnya.