masukkan script iklan disini
![]() |
Foto by Google.com |
Perkembangan zaman telah mengubah banyak hal dalam aspek dan kehidupan manusia. Teknologi menjadi pendorong utama perubahan di abad ke-21 ini. Abad yang dikenal dengan pola manusia modern yang mengalami kemajuan pesat. Pola kehidupan yang sangat berbeda dengan era sebelumnya dan mengalami perubahan yang intens diiberbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini mengakibatkan manusia kewalahan terhadap perubahan tersebut.
Berbicara masa modern, setiap generasi pasti merasa modern dalam masanya. Ciri khas, keunikan, nilai-nilai budaya menjadi pelengkap kesempurnaan pada masa itu. Hal ini tidak lain karena perkembangan berfikir manusia tiap generasinya menganggap bahwa hal-hal tersebut merupakan pergeseran yang berkemajuan dari masa atau generasi sebelumnya. Tumbuh sesuai dinamika zaman dan berkebutuhan untuk bertahan didunia yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Banyak dampak yang terjadi karena pengaruh perkembangan tersebut, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Hal itu yang membuat manusia terdesak untuk mengikuti perkembangan zaman.
Perkembangan zaman ini mengakibatkan sebuah keluarga menjadi pengantar utama bagi manusia agar sampai pada tahap perkembangan dan perubahan tersebut. Dimana pengetahuan dan pembelajaran manusia didapat dari keluarganya. Berkaca dari pandangan bahwa keluarga menjadi pengantar utama, maka keluarga juga merupakan bagian yang harus pengalami perubahan. Keluarga harus bisa mengubah dirinya menjadi modern.
Keluarga modern dipandang sebagai pembaruan perkembangan positif dalam kehidupan keluarga. Pandangan umum dari konsep keluarga yang selama ini masih seputar unit reproduksi biologis, unit produktif ekonomi, dan unit kebudayaan. Ketiga konsep ini pasti berujung pada permasalahan keadilan gender. Konsep yang menempatkan perempuan sebagai tokoh kedua setelah laki-laki.
Nah, dari sini terlihat jika suatu pandangan umum terdapat konsep keluarga yang seperti itu masih menonjolkan salah satu pihak saja. Sedangkan satu keluarga terdiri dari beberapa pihak yang masing-masing mempunyai peran yang sama besarnya juga. Ketika suatu keluarga sudah sadar akan peran dan posisi satu sama lain, akan tumbuh sebuah keharmonisan dan ketersalingan di antara anggota keluarga tersebut. Budaya positif yang baru ini akan demgan mudah diterima dalam keluarga dan dianggap sebagai pembantu dalam menciptakan keharmonisan dan ketersalingan tersebut.
Konsep keluarga modern menitikberatkan pada peran gender yang setara, laki-laki ataupun perempuan tidak dilekatkan peran tertentu. Dalam urusan mengasuh anak, siapapun yang hidup dalam keluarga bisa berbagi peran. Tidak ada pemisahan tugas rumah tangga dan ekonomi. Semua mengalir, dilakukan secara seimbang, adil, setara sehingga semua dapat mencapai kemampuan secara optimal.
![]() |
Foto by : google.com |
Adanya kesadaran ketersalingan dalan keluarga modern menumbuhkan sikap keterbukaan satu sama lain. Prinsip ini akan berdampak pada pola pengasuhan anak. Sang anak harus dilatih menyelesaikan masalah secara dewasa sejak dini. Tidak mendesaknya bahkan diperlakukan seperti anak kecil. Membedakan cara mengasuh anak laki-laki dan perempuan yang masih dilakukan oleh banyak orang tua saat ini, tanpa sadar masih mengajarkan konsep patriarki. Padahal pola pengasuhan sejak dini akan mempengaruhi pola berfikirnya.
Dengan mengedepankan gender equality atau kesetaraan gender dalam keluarga, sebagai contoh anak perempuan bisa membantu ayahnya dan anak laki-laki bisa membantu ibunya. Hal ini akan menghapus dokrin perbedaan laki-laki dan perempuan. Anak akan dengan sendirinya sadar bahwa tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan. Selain itu mereka akan bebas tidak merasa dirinya dibatasi oleh budaya patriarki tersebut.
Dalam ilmu psikologi, ketika sang anak sudah merasa dirinya tidak terbatasi, mereka akan berkembang dengan luar biasa. Bahkan dengan sendirinya akan mengetahui mana yang baik untuk dirinya dan tidak tanpa ada kengkangan dari orang lain. Secara tidak langsung kesehatan mental mereka terjaga dengan disertai ilmu pemahaman untuk dirinya. Mereka akan bebas mengekspresikan emosinya. Mematahkan salah satu dokrin yang mengatakan bahwa laki-laki tidak boleh sedih, menangis, maupun rapuh dan sifat lemah lembuh penyayang hanya dimiliki oleh perempuan.
Karya : Choirun nisrina