Official website of Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam UIN K.H. Abdurrahman Wahid

  • Jelajahi

    Copyright © HMPS HKI UIN GUSDUR
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menu Bawah

    Pesan Damai Misa Agung Paus Fransiskus di GBK

    HMPSHKI UINGUSDUR Pekalongan
    Kamis, 26 Juni 2025, Juni 26, 2025 WIB Last Updated 2025-06-26T14:27:31Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Photo by Pinterest 

    Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan masyarakat yang multikultural menjadi sorotan dalam hal moderasi Islam. Moderasi beragama menjadi konsep penting yang diusung untuk menciptakan toleransi dalam keberagaman masyarakat yang ada di Indonesia. Salah satu contohnya kegiatan yang dilakukan di GBK pada kamis, 5 September 2024. Stadion Gelora Bung Karno (GBK) menjadi saksi bisu atas peristiwa bersejarah Misa Agung yang dipimpin langsung oleh Paus Fransiskus. Misa merupakan perayaan ulang tahun perjamuan malam terakhir, di mana Yesus Kristus menyerahkan diri-Nya sebagai korban untuk keselamatan umat manusia. Penerimaan Komuni Kudus, umat beriman secara rohani bersatu dengan Kristus dan satu sama lain. Misa adalah sarana untuk menyucikan jiwa, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam suasana khidmat Misa, umat dapat menemukan penghiburan dan kekuatan di tengah berbagai tantangan hidup. Misa memperkuat persatuan di antara umat beriman dan menciptakan rasa kebersamaan dalam satu tubuh Kristus. 
    Melalui khotbah dan liturgi, Injil diberitakan kepada umat, sehingga mereka dapat semakin mengenal dan menghayati ajaran Kristus. Hal ini menjadi sumber inspirasi bagi umat untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Injil dalam kehidupan sehari-hari. Misa Agung, baik yang biasa maupun yang akbar, adalah jantung kehidupan Gereja. Melalui perayaan ini, umat beriman mengalami perjumpaan yang mendalam dengan Kristus dan satu sama lain, serta memperoleh kekuatan untuk menjalani hidup sebagai pengikut Kristus.
    Kehadiran pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini di Indonesia, khususnya di Jakarta, merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Katolik di seluruh Tanah Air. Misa Agung ini tidak hanya menjadi sebuah ibadah, tetapi juga sebuah perayaan iman yang meriah. Acara dimulai jauh sebelum misa dimulai dengan berbagai kegiatan pendahuluan. Beberapa hal yang menjadi sorotan dalam Misa ini antara lain:
    • Pre-mass: Sebelum misa dimulai, suasana sudah sangat meriah dengan doa bersama, nyanyian pujian, dan berbagai aktivitas lain yang melibatkan seluruh umat.
    • Misa kudus: Inti dari acara ini adalah Misa Kudus yang dipimpin langsung oleh Paus Fransiskus. Dalam misa ini, Paus menyampaikan pesan-pesan spiritual yang sangat menyentuh hati umat.
    • Post-Mass: Setelah misa selesai,acara dilanjutkan dengan berbagai kegiatan penutup, seperti doa bersama dan berkat dari Paus.
    Misa Agung ini dihadiri oleh puluhan ribu umat Katolik dari berbagai daerah di Indonesia. Antusiasme umat sangat tinggi, terlihat dari banyaknya umat yang datang jauh-jauh hari untuk bisa mendapatkan tempat duduk yang strategis. Untuk memastikan kelancaran dan keamanan acara, pihak penyelenggara bekerja sama dengan aparat keamanan untuk melakukan pengamanan yang sangat ketat. Berbagai langkah pengamanan dilakukan, mulai dari pemeriksaan identitas hingga pengaturan lalu lintas.
    Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno ini membawa pesan damai yang kuat dan relevan, khususnya di tengah dinamika dunia yang beragam saat ini, Paus juga sering kali menekankan pentingnya persatuan, kerukunan, perdamaian, dialog antaragama, dan upaya bersama dalam mengatasi konflik serta ketidakadilan. Pesan damai dalam konteks Indonesia, negara dengan keragaman agama dan budaya yang sangat kaya, menjadi sangat penting sebagai pengingat bagi semua pihak untuk terus menjaga kerukunan dan toleransi. Diantaranya;
    • Pesan Paus Fransiskus tentang persaudaraan, kasih, dan toleransi sangat relevan dengan nilai nilai Pancasila
    • Misa Akbar di Gelora bung Karno menjadi bukti nyata bahwa agama dapat menjadi kekuatan pemersatu, bukan pemisah
    • Kunjungan ini diharapkan dapat menginspirasi seluruh komponen bangsa untuk terus memperkuat semangat toleransi dan moderasi beragama.
    Misa tersebut juga memperkuat hubungan antar umat Katolik Indonesia dengan gereja universal, mengingatkan sekaligus bahwa upaya mewujudkan perdamaian tidak hanya melibatkan komunitas agama, tetapi seluruh masyarakat. Paus Fransiskus selalu menekankan pentingnya belas kasih, kerendahan hati, dan solidaritas sebagai kunci membangun dunia yang lebih damai. Adapun tantangan dan peluang dalam hal ini:
    • Meskipun Indonesia telah menunjukkan capaian yang baik dalam moderasi beragama,namun masih terdapat tantangan seperti radikalisme,intoleransi,dan diskriminasi.
    • Kunjungan Paus Fransiskus dapat menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah,tokoh agama,dan masyarakat dalam melawan segala bentuk ekstremisme.
    • Peluang untuk meningkatkan literasi keagamaan dan membangun dialog antarumat beragama semakin terbuka lebar.
    Secara keseluruhan, pesan damai dalam Misa ini adalah seruan global bagi seluruh manusia untuk bersatu dalam cinta kasih sayang dan menghentikan segala bentuk kekerasan, diskriminasi, serta intoleransi. Misa Suci ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan rosulinya di Indonesia dimulai dari 3-6 September 2024. Negara Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus dalam urutan kunjungannya di Asia-Pasifik. Lalu berikutnya ia akan melintasi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Hal ini merupakan kunjungan Paus ke Indonesia yang pertama dalam 35 tahun setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989 silam. Kedatangan Paus Fransiskus ini sangat dinanti-nanti, terutama oleh umat Katolik Indonesia. Sebelum memimpin Misa Suci ini, Paus lebih dulu berkunjung ke Masjid Istiqlal Jakarta dan kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
    Dan pada kegiatan ini juga terdapat penyanyi yang menjadi dan berkesempatan untuk membawakan beberapa lagu dari pembukaan hingga penutupan Misa agung untuk mengiringi Paus Fransiskus meninggalkan Gelora Bung Karno (GBK) penyanyi tersebut ialah Lyodra yang juara 1 jebolan Indonesian idol, dan pernah menjuarai beberapa ajang bernyanyi festival di Italia. Dalam acara misa Agung itu, Lyodra tampil menggunakan baju adat dari Batak Karo yang mendominasi warna merah dan hitam.
    Moderasi beragama bukan sekadar slogan, melainkan komitmen nyata untuk hidup berdampingan secara damai. Dalam keberagaman, kita belajar menghargai perbedaan dan menemukan persamaan dalam kemanusiaan. Ekstremisme agama seringkali disalahartikan sebagai bentuk pengabdian yang tulus. Padahal, ajaran agama yang sesungguhnya mengajarkan kasih sayang, toleransi, dan kedamaian. Moderasi beragama mengajak kita kembali pada esensi ajaran agama yang rahmatan lil 'alamin. Toleransi bukanlah sekadar membiarkan perbedaan, melainkan menghargai dan menghormati keyakinan orang lain. 
    Dengan toleransi, kita membangun jembatan penghubung antarumat beragama, bukan tembok pemisah. Agama mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik. Namun, seringkali agama disalahgunakan untuk tujuan yang tidak mulia. Moderasi beragama mengajak kita untuk mengembalikan agama pada fungsinya sebagai rahmat bagi semesta alam. Indonesia adalah negara dengan keberagaman yang sangat tinggi. Moderasi beragama menjadi penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan moderasi beragama, kita bisa menciptakan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera bagi semua.
    Mereka melihat Misa Agung Akbar sebagai momen yang sangat bermakna untuk memperkuat iman, membangun komunitas, dan menunjukkan eksistensi agama. Pentingnya acara ini, namun juga melihat adanya potensi kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Mereka mempertanyakan esensi spiritual dari acara yang terlalu besar dan formal, serta khawatir akan potensi komersialisasi agama.
    Misa Agung Akbar adalah fenomena yang kompleks dengan berbagai implikasi. Setiap individu memiliki hak untuk memiliki pendapat yang berbeda mengenai acara ini. Yang terpenting adalah kita dapat saling menghormati perbedaan pendapat dan tetap menjaga semangat persaudaraan dalam beragama.





    Penulis: Ayu Dyah Dwi Yuliyanti
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    HMPSHKI Universitas K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

    HMPSHKI UINGSUDR

    +