masukkan script iklan disini
Foto by Hmpshki
Pekalongan-Fakultas Syari'ah UIN K.H. Abdurrahman Wahid beserta Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam (HMPS HKI) kembali menyelenggarakan acara Rukyatul Hilal sebagai media pembelajaran lanjutan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Hukum Keluarga Islam, sekaligus untuk melihat tanda datangnya awal bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah.
Acara Rukyatul Hilal pada tahun ini diselenggarakan di atap Gedung Pascasarjana UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Kelurahan Panjang, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan pada Jum'at (28/02/25)
Rukyatul Hilal merupakan kriteria penentu awal bulan kalender hijriah dengan cara merukyah atau mengamati hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat atau gagal terlihat, maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.
Acara Rukyatul Hilal kali ini dihadiri oleh Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yaitu Bapak Dr. H. Mubarok, Lc, M.S.I., Bapak Achmad Umardani M. Sy., selaku Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga Islam, beserta dua pemateri yaitu Bapak Ehsan Hidayat M.H. dan Bapak Muhammad Farid Azmi M.H.
Sebelum Praktik dimulai, para mahasiswa dan mahasiswi disuguhkan dengan beberapa materi seputar Ilmu Falak, khususnya mengenai Rukyatul Hilal. Di akhir materi, Bapak Muhammad Farid Azmi sendiri berujar bahwa "Penentuan awal Ramadhan di Indonesia selalu disandarkan ke Aceh, karena tempat tersebut yang paling efektif untuk terlihatnya hilal."
Foto by Hmpshki
Saat matahari mulai turun terbenam, para pemateri dan peserta Rukyatul Hilal mulai mengamati ada atau tidak adanya hilal dengan menggunakan alat bantu teleskop. Di tengah pengamatan, Bapak Farid kembali berujar "Ketinggian 5 derajat di atas ufuk saja hilal masih tidak terlihat, padahal tahun kemarin dengan ketinggian 3 derajat saja sudah terlihat" kondisi tersebut masih sama sampai matahari terbenam sempurna, hilal masih tidak terlihat sedikit pun. "Sudah 15 menit berlalu hilal sama sekali tidak terlihat, maka dapat disimpulkan bahwa hilal tidak terlihat di Pekalongan." tambah Bapak Farid selaku pemateri Rukyatul Hilal 2025.
Sehingga untuk mengetahui awal 1 Ramadhan 1446 Hijriah, seluruh peserta menunggu hasil Sidang Isbat Kementerian Agama. Mengutip dari media tempo.co bahwa Kementerian Agama juga terlambat 40 menit dalam mengeluarkan hasil Sidang Isbat awal Ramadhan 1446 H. Nasaruddin selaku Menteri Agama RI mengatakan pihaknya harus menunggu pengamatan hilal di Aceh. Sebab, kondisi objektif hilal pada malam ini dari Indonesia bagian timur, tengah, sampai bagian barat di ekor Pulau Jawa itu tidak dimungkinkan untuk bisa menyaksikan hilal dengan Imkan rukyat (metode penentuan awal bulan).
Awal 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Setelah menunggu hasil pengamatan Hilal di Aceh, pada pukul 19.40 WIB Kementerian Agama mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Pewarta : Alya Rahmatika